Advertisemen
PROFIL DESA
Pict By : Google |
Sebagai data dasar dalam penyusunan Profil
Desa Bunter, berikut ini merupakann gambaran
tentang Desa Bunter :
1.
Sejarah
Desa
a.
Legenda Desa (Sasakala).
Berdasarkan narasumber para tokoh masyarakat yang masih
ada sampai saat ini, dan berdasarkan sumber-sumber catatan buku-buku silsilah
para leluhur zaman dahulu yang sekarang berada ditangan para keturunannya pada
saat ini maka dapat dipaparkan gambaran-gambaran kondisi desa untuk dikaji,
diteliti dan diketahui pada saat ini.
b. Asal Kata atau Nama Desa Bunter
Konon zaman dahulu kala, diawali dengan kegiatan beberapa
kelompok masyarakat didaerah terpencil hutan belantara dan dipinggiran
(bantaran sungai yang melintas daerah tersebut sungai Cirende cai = air
rende=ciri/ciciren=ciri).
Batas sungai tersebut yang berhulu dari daerah Panjalu
dan Buniseuri dan hilir akhir disungai Ciliung dan Citanduy.
Setelah berkembang pesat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
juga banyak dilakukan dibantaran sungai tersebut sampai dengan kegiatan
pemerintahan pun banyak dilakukan ditempat tersebut, lahirlah Desa Bantar dan
semakin berkembang pesat sampai ke daerah sekitarnya, yang diawali dari tempat
tersembunyi, terpencil sampai lahir nama-nama tempat termasuk Dusun-Dusun Desa
Bantar menjadi Desa Bunter artinya Bun = Buni Ter = Terang (Buni Terang) tersembunyi, terkenal
kemana-mana. Selain anggapan itu ada juga anggapan lain mengenai asal-usul Desa
Bunter cerita rakyat yang turun temurun yaitu Bunter asal dari Buntel, konon
pernah terjadi ada pedagang yang masuk ke daerah itu berasal dari Jawa Tengah
dan dibegal (dirampok), sampai pedagang
itu meninggal dan jasadnya tidak diketahui oleh yang lain hanya tinggal
buntelan sisa barang buntel semakin berkembang menjadi Bunter, itu hanya
sebatas kepercayaan orang-orang pada mitos.
c. Terbentuknya Desa Bunter
Catatan
Sejarah Desa Bunter menerangkan Dalem Prabu Singarante yang sekarang pusaranya
berada ditempat Situs Madukara dan Prabu Dalem
Kemuning yang sekarang pusaranya berada di Situs Keramat Dalem Nambo adalah
awal sejarah dibukanya dan terbentuknya Kultur
masyarakat dan perkembangan daerah dari persinggahan sampai akhir hayatnya
telah membuka jalur antara Panjalu dan Karangkamulyan dan telah melebarkan
jalur antara Kota Cirebon - Kawali
sampai Banjar Patroman jalur aktivitas
dan jalur kegiatan transportasi terhubung hingga ke Kerajaan Galuh Pakuan yang
sekarang Kabupaten Ciamis Selatan
Laut Kidul Pangandaran Kabupaten Ciamis Utara Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Ciamis Barat Kabupaten Priangan Bandung, Kabupaten Ciamis
Selatan Cikalong Pamijahan Kabupaten Tasikmalaya. Konon Raja Galuh Pakuan Prabu
Siliwangi ketika melintas ke daerah sungai Cirende menuju Kertabumi untuk
menyaksikan melihat menyabung ayam di Keramat Karangkamulyan dengan Ciung
Wanara menyebrangi sungai Cirende terciptalah dan tersambung antara dua daerah
kawasan yaitu dibuat jembatan Cirende yang pada waktu itu ketika zaman
penjajahan Belanda sekitar tahun 1933. Dibuat oleh orang Hindia Belanda, maka terbuatlah jalan lalu lintas antara
Banjar Patroman menuju Kawali Panjalu pada tahun 1940, Sasak Cirende sampai
dengan tahun 1978 direhab (diganti) pada
tahun 1980 sampai sekarang.
Pertama Desa adalah bantaran kali Curug Kelebut, konon di
Curug Kelebut sering terjadi keanehan-keanehan, penduduk sering mendengar suara
gamelan tanpa wujud dan terjadi malam jum’at kliwon, disitulah Desa pertama
namanya Desa Cijamika, tidak lama kemudian pindah ke daerah Nambo sesudah Nambo
jadi Negara 356 tahun ke belakang konon terjadi perang Pajajaran, bedah perang
diajang utamanya adalah Ki Dalem Raheut dengan Wirakencana Arya Kemuning pergi
dari Desa Nambo membawa kuda Sembrani dengan membawa peralatan perang dirinya
juru kuncinya Bapak Rawi, Bapak Kuwunya yaitu Wati. Tidak lama pindah lagi ke
Desa Kolot Cikopet Bapak Santara punya anak namanya Rabin dan kewadanaannya
berada dilokasi Gudang Parakan Dusun Cikondang, Bapak Rabin jadi Kuwu Desa
Kolot dan berkembanglah Desa Bunter menjadi 2
(dua), Desa pertama yaitu Desa Kolot dan Cikancah dibagi 2 belah,
wilayah- wilayah Desa Cikancah mempunyai Dusun Cisadap dan Dusun Darmanganti
dan Desa Kolot menjadi 3 wilayah yaitu Dusun Cibangban, Dusun Cikondang dan
Dusun Cimacan, sepeninggalan tempat awal Desa Cijamika menjadi Dusun Bunter.
d.
Asal
– Usul
Pada tahun 1860
(sezaman dengan penanaman kopi oleh kolonial Hindia Belanda) Desa Bunter
dan Desa Cikancah disatukan/digabungkan oleh Kepala Desa yang bernama Rabin
menjadi satu Desa yaitu Desa Bunter yang terletak di Dusun Darmanganti yang
sekarang menjadi Dusun Desa sehingga struktur Pemerintahan Desa Bunter ada 7
Dusun yaitu :
1. Dusun
Desa
2. Dusun
Cikancah
3. Dusun
Cisadap
4. Dusun
Cibangban
5. Dusun
Cikondang
6. Dusun
Cimacan
7. Dusun
Bunter
Desa
Bunter waktu Kepala Desa Rabin Juru tulis Bapak Nursilam, Kulisi Bapak Angga,
ningkat jadi ngabihi tahun 1907 , Bapak Nursilam turunan Cirebon Elang
Adibratakusumah, tetapi pada tahun 1981 daerah Lemahneundeut yang termasuk
wilayah Desa Bunter, dan Kewadanaan ada di Gudang Parakan Dusun Cikondang
setelah ditinggalkan dan pindah ke daerah Rancah dipisahkan oleh Ondernamen menjadi
daerah yang dikuasai oleh Perkebunan Karet
dan Coklat milik Pemerintah Kolonial Belanda yang sedang menjalankan system
tanam paksa atau system perkebunan (
Landelijk Stelsel) di daerah priangan
(Preanger Stelsel) termasuk Desa Bunter yang dijadikan daerah penanaman
karet dan coklat pada waktu pusat Pemerintahan Desa yang terletak di Dusun
Cikancah.
Pusat
Pemerintahan Desa yang terletak di Dusun Cikancah pada mulanya, pada tahun 1927
terjadi desakan dari masyarakat Dusun Bunter untuk memindahkan pusat
Pemerintahan Desa ke Dusun Bunter akan tetapi masyarakat Dusun Cikancah
menentangnya, sehingga timbul sengketa antara masyarakat Dusun Bunter dan Dusun
Cikancah. Namun pada tahun 1932 sengketa itu dapat diselesaikan oleh Upas
Kawedanan Rancah, penyelesainnya dilakukan dengan cara mengukur jarak antara
Dusun Bunter dan Dusun Cikancah dimana letak tengahnya antara Dusun Bunter dan
Dusun Cikancah. Hasil pengukuran
tersebut menunjukan daerah darmanganti tepat berada ditengah-tengah antara
Dusun Bunter dan Dusun Cikancah.
Pada tahun 1933 Dusun Cikancah dipisah menjadi 2 Dusun
yaitu Dusun Cikancah dan Dusun Desa
(Darmanganti) sehingga sampai sekarang pusat Pemerintahan Desa Bunter
berada di Dusun Desa.
Pada tahun 1918 wilayah Desa Bunter sebelah Barat dan Selatan
dirubah peruntukannya oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menjadi daerah
kehutanan seluas 350 Ha disebelah barat perkebunan karet seluas 85 Ha pada
waktu itu Desa Bunter termasuk wilayah administrasi sub distrik (Kecamatan Cisaga,distrik (Kawedanan) Rancah, Residentie (Kabupaten) Galuh, Imbanagara/Ciamis,
Pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tahun 1990 Desa Bunter menjadi daerah administrasi
pemekaran yang dulunya masuk wilayah Kecamatan Cisaga dimasukan kewilayah
Pemekaran Kecamatan Sukadana bersama Desa Ciparigi.
2.
Sejarah
Pembangunan Desa
TAHUN
|
KEJADIAN YANG
BAIK/ KEBERHASILAN
|
KEJADIAN YANG
BURUK/ KEGAGALAN
|
1814-1860
|
Kuwu
Aspijan
-
Pusat pemerintahan
Desa Bunter ( Desa Babantar )
|
|
1860-1887
|
Kuwu
Boyin
-
Pusat Pemerintahan
Desa Bunter
( Desa Cikancah
)
|
|
1887-1889
|
Kuwu
Rabin
-
Telah menyatukan
Dua Desa menjadi satu desa
|
|
1901-1915
|
Kuwu
Haji Sandi
-
Selaku pengganti
dan pemerakarsa berdirinya kantor dan Bangunan Desa
|
|
1915-1918
|
Kuwu
Wati
-
Pendiri Kesenian
Ronggeng
-
Paguyuban seni
ibing menjadi terkenal, Desa Bunter Gudang Seni
|
|
1918-1920
|
Kuwu
Sumanta Praja
|
|
1920-1925
|
Kuwu
Sumanta
|
|
1925-1929
|
Kuwu
Wikanta
|
|
1929-1930
|
Kuwu
Sukarja
-
Dibangun Sekolah 2 SD/SR
-
Dibangun Jembatan
Gudang kali Cirende
|
|
1930-1937
|
Kuwu
Madlani
-
Dibangun tempat pasar rakyat
-
Membuat Lapangan Sepak Bola
|
|
1937-1952
|
Kuwu
Sukarma Direja
-
Indonesia Merdeka/
mengadakan tanah Pangangonan
|
Tahun 1942 masyarakat Desa
Bunter dikerjakan oleh Jepang sebagai kerja Romusha
|
1952-1976
|
Kuwu
Sudinta Praja
-
Pemilihan Umum Pertama
di Indonesia saat itu Presidennya Ir. Soekarno sebagai Presiden pertama di Indonesia
|
|
1958-1960
|
Gerombolan
dibawah kepemimpinan Karto Suwiryo, Narem membakar rumah dan menjarah ternak,
banyak warga yang dibunuh
|
|
1976-1978
|
Kuwu
Kerteker
|
|
1977
|
Pemilihan
Kepala Desa
|
|
1978-1989
|
Kuwu
Mad Tasri
-
Kecamatan Cisaga
-
Tukar menukar Tanah
Kehutanan Desa Bunter dan Cigugur
|
|
1989-2000
|
Kuwu
Sutardi
-
Pemekaran Kecamatan
jadi Kecamatan Sukadana
-
Terbentuknya LKMD
dan banyak dibangunnya jalan di tiap-tiap Dusun/ Lingkungan
|
|
2000-2007
|
Kuwu
Abung Karnasaputra
-
Pendiri SMPN 2
Sukadana di Desa Bunter
|
|
2008-
2014
|
Kuwu
Ade Sutarso
|
|
05-03-2014
S /d
05-03-2015
|
Pjs. Kepala Desa Bunter
Tarso Rahman
-
Pengaspalan
Gudang-Cinyenang
-
Rabat Beton Jl. Cisadap-Cirende
-
Pembangunan GOR
-
Rabat Beton Jl.
Desa- Cikancah
-
Rabat Beton Jl.
Bojongjaya
|
|
05-03-2015
S /d
28-07-2015
|
Pjs Kepala Desa Asep Setiadi
|
|
28-07-2015
s/d
|
Pjs. Kepala Desa Bunter
Entis Sutiswan,S.IP
SK No.141.1/Kpts.389-Huk/2015
-
Rabat Beton Jl.
Dusun Cikondang
-
Pengaspalan Jalan
Desa, Usen Cisadap
-
Pengaspalan Jalan
Desa-Cinyenang
-
Rabat Beton Jl.
Cipancur -Cibangban
-
Rabat Beton Jl.
Ciledug-Sukahurip
-
Pengerasan Jl.
Bungursarang-Cikancah
-
Rabat Beton Jl.
Dusun Cikancah Semenisasi
-
Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat
|
-
Kebakaran kebun
karet tgl 10-10-2015 Blok Cikalukur Dsn Bunter yaitu kebun milik pribadi
seluas 300 bata dan kebun milik kelompok tani Karya Mukti 300 bata.
-
Bencana Longgsor
seluas 7.000 m2 , tanggal 06-11-2015, lokasi
Rt 03 Rw 07
Dusun Bunter.
|
-
|
3. Demografi
a.
Letak Geografis
Desa Bunter memiliki luas wilayah
190.982,5 Ha yang terdiri dari 7 Dusun dengan 8 Rukun Warga (RW) dan 39 Rukun
Tetangga (RT).
Desa Bunter memiliki batas wilayah administrative sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Desa Karangpari
Sebelah Timur : Desa Sukahurip, Desa Tanjung
Jaya dan Desa Kepel
Sebelah Selatan : Desa Sidamulya
Sebelah Barat : Desa Margaharja, Desa
Sukadana dan Desa Ciparigi
Secara visualisasi,
wilayah administrative dapat dilihat dalam peta wilayah Desa Bunter sebagaimana
gambar dibawah ini :
Peta Administratif Desa Bunter
b.
Topografi
Desa
Bunter merupakan Desa yang berada di Timur laut dari Kabupaten Ciamis dengan
ketinggian 240 m dpl (diatas permukaan
laut). Disebelah Timur dibatasi oleh Desa Wangunjaya, disebelah Selatan
dibatasi oleh Desa Sidamulya, disebelah Barat dibatasi oleh Desa Ciparigi dan
disebelah Utara dibatasi oleh Desa Karangpari.
c.
Hidrologi dan Klimatologi
Aspek
Hidroligi suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian tata air
wilayah desa. Berdasarkan Hidrologinya, aliran-aliran sungai diwilayah Desa
Bunter membentuk pola Daerah Aliran Sungai, yaitu DAS Cirende. Tercatat
beberapa sungai maupun solokan baik skala kecil, sedang dan besar, terdapat di
Desa Bunter, seperti :
- Sungai
Cirende
-
Sungai Cisadap
-
Sungai Cibitung
-
Sungai Cibuyut
-
Solokan Pamanyoan
-
Solokan Cijambe
-
Solokan Panyairan
-
Solokan Cibugang
-
Solokan Cioray
Disamping
itu ada beberapa pula sumber mata air yang bisa digunakan sebagai sumber mata
air bersih, maupun sumber air untuk pertanian.
Mata air utama yang menghadiri masyarakat Desa Bunter
adalah diantaranya :
1. Mata
air Cibunut
2. Mata
air Lebak Sebo
3. Mata
air Cigomo
4. Mata
air Golempang
5. Mata
air Cikali
6. Mata
air Cibobo
7. Mata
air Cipancur
8. Mata
air Cibelah
9. Mata
air Lebak Kancah
10. Mata
air Cijoged
11. Mata
air Cikadim
12. Mata
air Cikawung
d.
Luas
dan Sebaran Penggunaan Lahan
Pada
umumnya lahan yang terdapat di Desa Bunter digunakan secara produktif, dan
hanya sedikit saja yang tidak dipergunakan.Hal ini menunjukan bahwa kawasan
Desa Bunter memiliki sumber daya alam yang memadai dan siap diolah.
Add Comments